Rabu, 27 April 2011

OBJEK WISATA

Sungai Musi


Sungai Musi, sungai sepanjang sekitar 750km yang membelah Kota Palembang menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Sejak dahulu Sungai Musi telah menjadi urat nadi perekonomian di Kota Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan[10]. Di sepanjang tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata seperti Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro, Pasar 16 Ilir, rumah Rakit, kilang minyak Pertamina, pabrik pupuk PUSRI, pantai Bagus Kuning, Jembatan Musi II, Masjid Al Munawar


Jembatan Ampera, sebuah jembatan megah sepanjang 1.177 meter yang melintas di atas Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir ini merupakan ikon Kota Palembang. Jembatan ini dibangun pada tahun 1962 dan dibangun dengan menggunakan harta rampasan Jepang serta tenaga ahli dari Jepang.


Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, terletak di pusat Kota Palembang, masjid ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Selatan dengan kapasitas 15.000 jemaah



Benteng Kuto Besak, terletak di tepian Sungai Musi dan berdekatan dengan Jembatan Ampera, Benteng ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam. Di bagian dalam benteng terdapat kantor kesehatan Kodam II Sriwijaya dan rumah sakit. Benteng ini merupakan satu-satunya benteng di Indonesia yang berdinding batu dan memenuhi syarat perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi nama pahlawan Eropa

KOTA PALEMBANG



Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan.
Kota Palembang juga dijuluki Venice of the East, berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntangsebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada tanggal 16 Juni 682 Masehi, kemudian hari dijadikan patokan hari lahir Kota Palembang.
Kota ini dianggap sebagai salah satu pusat dari kerajaan Sriwijaya,[2] Serangan Rajendra Chola dari Kerajaan Chola pada tahun 1025, menyebabkan kota ini hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak berarti lagi bagi para pedagang asing.[2]
Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama Pa-lin-fong yang terdapat pada buku Chu-fan-chi yang ditulis pada tahun 1178 oleh Chou-Ju-Kua dirujuk kepada Palembang
Berdasarkan kisah Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan disebutkan seorang tokoh dari Kediri yang bernama Arya Damar sebagai bupati Palembang turut serta menaklukan Bali bersama dengan Gajah Mada Mahapatih Majapahit pada tahun 1343.[5]
Kemudian sekitar tahun 1513, Tomé Pires seorang petualang dari Portugis menyebutkan Palembang,[6] telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian dirujuk kepada kesultanan Demak serta turut serta menyerang Malakayang waktu itu telah dikuasai oleh Portugis.
Palembang muncul sebagai kesultanan pada tahun 1659 dengan Sri Susuhunan Abdurrahman sebagai raja pertamanya.[7]Namun pada tahun 1823 kesultanan Palembang dihapus oleh pemerintah Hindia-Belanda.[8] Setelah itu Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar dan pemukiman di Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu.
Letak Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatera. Selain itu di Palembang juga terdapat Sungai Musi yang dilintasi Jembatan Ampera dan berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah.

Jumat, 08 Mei 2009

"VISIT BUMI SRIWIJAYA "


”Selamat Datang di Bumi Sriwijaya”. ”Visit Musi 2008”. Jargon-jargon itu terpampang di baliho besar di pertigaan jalan di dekat Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang, Sumatera Selatan. Memasuki tengah kota, semakin banyak poster, spanduk, dan baliho tahun kunjungan wisata yang dipajang di sudut-sudut jalan.

Dua tiang Jembatan Ampera di atas Sungai Musi—landmark Kota Palembang yang sudah tua itu—juga dipasangi dua baliho besar. Tak cukup dengan teks, iklan yang mudah dilihat siapa pun yang melintas itu dilengkapi potret Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ny Ani Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur Sumatera Selatan Syahrial Oesman, dan Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra.

Sumsel memang sedang gencar mempromosikan Visit Musi 2008. Program ini baru saja diluncurkan secara besar-besaran di Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang, 5 Januari lalu. Perhelatan itu dihadiri ribuan masyarakat dan dimeriahkan artis dari Jakarta, seperti grup band Nidji, Slank, dan Dewi-Dewi.